Langsung ke konten utama

Islamic New Year

 


Tahun Baru Umat Islam

 

Didalam tahun baru hijriyah, selayaknya kita sebagai muslim yang taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan serta kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan. Meninggalkan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita.

 

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru hijriyah, tepatnya kita akan memasuki bulan Muharram. Yang berarti kita akan meninggalkan tahun lalu dan memasuki tahun baru hijriyah, yakni tahun 1443 hijriyah. Tahun baru hijriyah, yang mana penyambutan tahun baru ini tidak selayaknya seperti orang-orang non muslim merayakan tahun baru mereka.

Didalam tahun baru ini, kita senantiasa berusaha untuk menjadi hamba Allah SWT yang taat akan perintah-Nya, dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi segala larangannya. Dan bukankah Allah SWT telah berfirman bahwa manusia adalah hamba-Nya yang memiliki tugas untuk beribadah. Jika tahun-tahun lalu kita masih sering melakukan berbagai kekurangan, maka marilah kita kejar kekurangan-kekurangan itu dengan semangat memperbaiki diri menuju kesempurnaan, baik itu dalam beribadah, bekerja, bermasyarakat, dan berkreasi.

Jika di masa lalu masih banyak berbagai kemaksiatan yang kita lakukan, maka marilah kita ganti kemaksiatan itu dengan semangat memperbanyak amalan-amalan shalih. Kapan lagi kita memperbaiki diri, kalau bukan dimulai dari sekarang? Dan pantaskah kita menundanya? Padahal kita tidak tahu kapan kehidupan di dunia ini berakhir?. Dan juga ingatlah! bahwa Allah SWT tidak menjadikan kehidupan di dunia ini abadi. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Anbiya ayat 34-35 yang artinya : “ Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu Muhammad, maka jika kalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap bernyawa akan merasakan mati, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada kamilah kamu sekalian dikembalikan.”  Ayat diatas sungguh sangat jelas menerangkan, bahwa kehidupan di dunia ini tidak kekal, dan semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.

Oleh sebab itu, marilah kita isi hidup kita ini dengan memperbanyak amalan shalih, belajar dengan giat, bekerja dengan ikhlas, dan beribadah hanya mengharap ridho Allah SWT semata. Sekarang kita masih hidup, tetapi siapa tahu besok pagi kita akan mati. Sekarang kita masih dapat menikmati tahun baru hijriyah, tetapi siapa tahu tahun depan kita akan mati.

Ada satu riwayat yang menceritakan tentang anak Umar bin Khattab, kembali pulang dari sekolahnya sambil menghitung tambalan-tambalan yang melekat dibajunya yang sudah usang dan jelek. Dengan rasa kasihan Umar sang Amirul Mu’minin sebagai ayahnya mengirim sepucuk surat kepada bendaharawan negara, yang isinya minta agar beliau diberi pinjaman uang sebanyak 4 dirham, dengan jaminan gajinya bulan depan supaya dipotong. Kemudian bendaharawan itu mengirim surat balasan kepada Umar, yang isinya demikian “ Wahai umar, apakah engkau dapat memastikan bahwa engkau akan hidup sampai bulan depan? Bagaimana kalau engkau mati sebelum melunasi hutangmu?” Membaca surat bendaharawan itu, seketika itu juga umar tersungkur menangis, lalu beliau menasehati anaknya dan berkata “ Wahai anakku, berangkatlah ke sekolah dengan baju usangmu itu sebagaimana biasanya, karna kau tidak dapat memperhatikan umurku walaupun untuk satu jam. Sungguh, batasan umur manusia tidak ada yang mengetahuinya, kecuali hanya Allah SWT semata.

Oleh karena keterbatasan tersebut, dan karena rahasia Allah SWT semata, marilah kita gunakan kesempatan hidup ini dengan meningkatkan taqwa kita kepada-Nya dan menambah semangat beramal ibadah yang lebih besar lagi. Kembali kepada masalah introspeksi diri dalam menyambut tahun baru hijriyah, sangat  perlu bagi kita untuk berkaca diri, menilai dan menimbang amalan-amalan yang telah kita perbuat, penilaian dan penimbangan ini bukan hanya untuk mengetahui seberapa besar perbuatan kita. Tapi itu semua dilakukan untuk mengendalikan semua bentuk amalan perbuatan yang hendak kita lakukan dengan penuh pikiran, pertimbangan, dan pertanggung jawaban. Sebab, terkadang manusia yang tidak pernah bercermin diri bagaikan binatang yang terlepas dari kandangnya, ia akan berlari sekencang-kencangnya dan melompat dengan sekuat tenaga tanpa menghiraukan kalau itu akan mebahayakannya kembali. Manusia yang demikian akan berbuat sesuka hatinya, tanpa berpikir dan mempertimbangkan, yang pada akhirnya ia akan terjatuh ditempat yang sama dan meratapi perbuatannya dengan berulang-ulang kali, sungguh malang nasibnya jika setiap tahun ia harus terjatuh dan terjatuh lagi ditempat yang sama.

Oleh sebab itu berbahagialah bagi mereka yang memperoleh nikmat umur yang panjang dan mengisinya dengan amalan-amalan yang baik dan perbuatan-perbuatan yang bijak. Rasulullah SAW bersabda  yang artinya :

Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.(HR.Ahmad)

 Suatu tindakan yang bijak, jika manusia berbuat salah kemudian ia sadar dan memperbaiki kesalahannya dengan berbuat amalan yang baik dengan komitmen tidak akan mengulangi kesalahannya itu.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan-keutamaan Puasa 10 Muharam

  Assalamualaikum , Halo sobat Al kamil bertemu lagi nih dengan kami, masih penasaran kan dengan materi-materi yang menarik dari kami. K ali ini kami akan membahas Keutamaan -keutamaan Puasa 10 Muharam. Mungkin bulan-bulan yang sering kita dengar adalah bulan-bulan pada penanggalan kalender masehi. Namun sebagai seorang muslim, kita harus mengetahui bulan-bulan yang ada pada penanggalan kalender hijriyah. Dan di dalam kalender hijriyah, terdapat empat bulan yang disebut bulan-bulan haram. Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram…” (QS. At-Taubah: 36). Adapun bulan-bulan yang telah Allah tetapkan sebagai bulan haram (bulan yang dimuliakan) adalah bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dan perlu Sobat Al Kamil ketahui bahwa, di dalam salah satu di antara bulan-bulan H aram (bulan yang dimuliakan)   t

Menjalin Ukhuwah Di Era Global

  Assalamualaikum halo sobat Al-Kamil bertemu lagi dengan kita, masih penasaran dengan cerita unik kita, kali ini kita akan membahas tentang tema yang sanat menarik yaitu “Menjalin Ukhuwah di era global”. Bulan November ini ada acara yang menjadi semangat baru khususnya bagi masyarakat dan santri Muhammadiyah yaitu diadakannya Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48 yang dilaksanakan pada tanggal 18-20 November 2022 24-26 Rabiu'ul Akhir tahun 1444 M di Kota Solo. Seluruh warga Muhammadiyah sangat menantikan acara ini karena diadakan setiap 5 tahun sekali. Selain itu, hari ini juga merupakan peringatan 144 tahun lahirnya Muhammadiyah dan tentunya kedua peristiwa tersebut membuat seluruh warga dan santri Muhammadiyah semakin giat untuk mempererat ukhuwah antar sesama. Sebelum kita masuk ke topik berjudul “Membangun Ukhuwah di Era Global”. Sobat Al Kamil, tahukah kamu apa itu Muhammadiyah?. Dalam pelajaran KMD dapat kita lihat bahwa Muhammadiyah sebelumnya telah masuk dalam sa