Langsung ke konten utama

Catatan Guru Di Tengah Wabah CoviD - 19

Tepat satu bulan sekolah dipindahkan ke rumah masing-masing, atau bisa kita sebut home learning. Banyak sekali plus dan minus yang terjadi di lapangan, ada yang mengeluhkan, ada juga yang memberikan apresiasi atau bahkan dapat mengambil hikmah dari hal ini.

Memang, ketika awal pemerintah mengumumkan edaran atas home learning, para siswa senang dan bahagia. Karena dalam benaknya, ini adalah libur dadakan. Akan tetapi setelah satu pekan berjalan, banyak siswa yang mulai merasakan bosan, karena mereka tidak bisa merasakan kebebasan. Bagaimana bisa bebas? Mau keluar rumah nggak boleh, karena lock down. Mau main game, nggak boleh karena banyak tugas dari bapak ibu guru. Seakan ruang geraknya dibatasi.

Tak berhenti sampai di situ, ketika dua pekan berjalan. Tak disangka pemerintah memberikan pengumumman atas perpanjangan liburan. Yang awalnya hanya dua pekan menjadi dua bulan. Luar biasa bukan, hal ini akan menjadi sejarah bagi para siswa zaman now. Akhirnya seluruh kegiatan sekolah langsung di batalkan, seperti UN (Ujian Nasional), wisuda, dan kegiatan lainnya. Banyak hal yang sudah d rencanakan, seakan hanya menjadi ekspektasi tanpa realita. 
Banyak siswa-siswa TK dan SD mengeluh dengan dialihkannya pembelajaran di rumah. "Enak belajar di sekolah, banyak temannya, gurunya sabar dan lain-lain", ucap salah satu siswa.

Teringat dengan kejadian-kejadian baru-baru ini, banyak wali siswa yang protes dengan perlakuan guru terhadap anak-anaknya. Hanya dicubit sedikit saja, mau dilaporkan polisi, atas kasus kekerasan. Guru yang ingin menanamkan pendidikan karakter, akhlaq dan adab, dengan memperhatikan potongan rambut, tak sedikit wali yang protes atas hak berpenampilan. Wali siswa yang banyak menuntut guru akan anaknya yang harus pintar ini dan itu. Dan masih banyak sekali kasus-kasus yang terjadi, membuat hati ini teriris dan sedih.

Sekarang, ketika anak dikembalikan ke wali masing-masing, semua pembelajaran diserahkan kepada orang tua. keluhan demi keluahan berdatangan. Namun para bapak ibu guru menerima keluhan-keluhan tersebut dengan senyuman. 

Mungkin ini adalah salah satu hikmah dari munculnya pandemi CoviD-19. Harapannya, setelah adanya kejadian ini, kita semua belajar. Bagaimana seorang guru sudah semaksimal mungkin dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik dan mencerdaskan anak-anak. Oleh karenanya, pasrahkan semua pada mereka. Dengan dukungan-dukungan dari para wali siswa, insyaallah anak akan berkembang dan akan menjadi sesuai harapan kita bersama. Orang tua bangga dengan anaknya dan para guru juga bangga dalam keberhasilan mereka dalam mendidik.

Penulis

An Nu'man


Diberdayakan oleh Muhammad Rafif Al Hakim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan-keutamaan Puasa 10 Muharam

  Assalamualaikum , Halo sobat Al kamil bertemu lagi nih dengan kami, masih penasaran kan dengan materi-materi yang menarik dari kami. K ali ini kami akan membahas Keutamaan -keutamaan Puasa 10 Muharam. Mungkin bulan-bulan yang sering kita dengar adalah bulan-bulan pada penanggalan kalender masehi. Namun sebagai seorang muslim, kita harus mengetahui bulan-bulan yang ada pada penanggalan kalender hijriyah. Dan di dalam kalender hijriyah, terdapat empat bulan yang disebut bulan-bulan haram. Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram…” (QS. At-Taubah: 36). Adapun bulan-bulan yang telah Allah tetapkan sebagai bulan haram (bulan yang dimuliakan) adalah bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dan perlu Sobat Al Kamil ketahui bahwa, di dalam salah satu di antara bulan-bulan H aram (bulan yang dimuliakan)   t

Menjalin Ukhuwah Di Era Global

  Assalamualaikum halo sobat Al-Kamil bertemu lagi dengan kita, masih penasaran dengan cerita unik kita, kali ini kita akan membahas tentang tema yang sanat menarik yaitu “Menjalin Ukhuwah di era global”. Bulan November ini ada acara yang menjadi semangat baru khususnya bagi masyarakat dan santri Muhammadiyah yaitu diadakannya Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48 yang dilaksanakan pada tanggal 18-20 November 2022 24-26 Rabiu'ul Akhir tahun 1444 M di Kota Solo. Seluruh warga Muhammadiyah sangat menantikan acara ini karena diadakan setiap 5 tahun sekali. Selain itu, hari ini juga merupakan peringatan 144 tahun lahirnya Muhammadiyah dan tentunya kedua peristiwa tersebut membuat seluruh warga dan santri Muhammadiyah semakin giat untuk mempererat ukhuwah antar sesama. Sebelum kita masuk ke topik berjudul “Membangun Ukhuwah di Era Global”. Sobat Al Kamil, tahukah kamu apa itu Muhammadiyah?. Dalam pelajaran KMD dapat kita lihat bahwa Muhammadiyah sebelumnya telah masuk dalam sa

Islamic New Year

  Tahun Baru Umat Islam   Didalam tahun baru hijri y ah , selayaknya kita sebagai muslim yang taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan serta kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan. M eninggalkan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita.   Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru hijri y ah, tepatnya kita akan memasuki bulan M uharram. Yang berarti kita akan meninggalkan tahun lalu dan memasuki tahun baru hijriyah, yakni tahun 1443 hijriyah. T ahun baru hijriyah, yang mana penyambutan tahun baru ini tidak selayaknya seperti orang-orang non muslim merayakan tahun baru m ereka. Didalam tahun baru ini, kita senantiasa berusaha untu k menjadi hamba Allah SWT yang taat akan perintah -N ya, dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi segala larangannya. Dan bukankah Allah SWT telah berfirman bahwa manusia