Rahasia Puasa Senin & Kamis
Setiap perintah pasti memiliki alasan sebagai tiang penguatnya. Begitu pula syariat agama, setiap aturan dan perintah yang diberlakukan atas manusia yang percaya kepada-Nya, pasti mengandung hikmah di dalamnya.
Contohnya saja puasa, ia merupakan rukun ke-4 dari 5 rukun islam. Dalam fiqih, puasa dikategorikan menjadi beberapa bagian, yakni :
- Puasa yang hukumnya wajib
- Puasa yang hukumnya sunnah
- Puasa yang hukumnya makruh
- Puasa yang hukumnya haram
Kita nggak akan lama-lama membahas tentang fiqihnya. Karena sekarang kita fokus kepada pembahasan mengenai rahasia puasa senin & khamis.
Puasa senin & khamis masuk ke dalam kategori puasa sunnah, sesuai sabda Nabi Muhammad Saw, yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A.
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739. All Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam hadist di atas disebutkan bahwa, Rasullulah Saw. Melakukan puasa di hari senin & khamis. Yang secara tidak langsung merupakan anjuran kepada umatnya. Saya tegaskan sekali lagi bahwa, setiap perintah agama yang bersifat mengatur maupun bersifat anjuran pasti memiliki hikmah di baliknya. Salah satunya yang akan kita bahas adalah bab puasa.
Seorang profesor jepang bernama Yoshinori Ohsumi, yang meraih nobel penghargaan di bidang ilmu fisiologi dan kedokteran. Yang ia raih setelah mengemukakan penelitiannya mengenai "autophagy". Sebelum itu kita bahas tentang, apa itu autophagy?
Autophagy merupakan istilah Yunani yang berarti 'memakan diri sendiri'. Secara ilmiah, autophagy dikenal sebagai kemampuan sel dalam tubuh untuk memakan atau merombak ulang komponen tertentu di dalam sel itu sendiri. Dengan kata lain, sel-sel rusak maupun sel-sel yang sudah tua akan dirombak melalui autophagy ini. Begitu pula bakteri patogen dan sel-sel yang terinfeksi oleh virus, juga akan dirombak melalui autophagy ini.
Bagaimana cara kerja autophagy ini?
Jadi cara kerjanya cukup simpel (saya akan membaginya dalam beberapa bagian) :
- Pertama, tubuh akan mengirimkan rangsangan ke otak bahwa ia dalam keadaan lapar (kekurangan nutrisi) .
- Setelah itu, otak mengirimkan perintah kepada seluruh sel di dalam tubuh untuk melakukan autophagy.
- Akhirnya setiap sel akan melakukan perombakan kepada komponen-komponen yang bersifat sampah tetapi masih dapat diolah. Contohnya yakni, sel-sel rusak dan sel-sel tua.
Sesuai dengan proses di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa cara untuk memancing sel di dalam tubuh agar melakukan autophagy adalah lapar. Bagaimana cara kita agar lapar? Mungkin ini pertanyaan yang terlalu umum untuk dijawab 😂.
Bagaimana? Sekarang sudah agak nyambung kan antara puasa dan autophagy. Maka dari itu Ohsumi menganjurkan agar menahan makan dan minum minimal 12 jam. Dan ini kurang lebih sama dengan waktu kita berpuasa dalam sehari (Masyaa Allah 😇) . Ohsumi juga menambahkan, bahwa sebaiknya kita melakukannya (menahan lapar) dua hari dalam sepekan. Dan lagi-lagi hal ini sesuai dengan salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw. Yakni puasa senin & khamis. Kesimpulan-kesimpulan tersebut yang akhirnya membuat profesor Yoshinori Ohsumi ini memeluk agama islam (Allahu akbar...!!!) .
Tambahan
Mungkin dalam penelitiannya, profesor Yoshinori hanya menyimpulkan manfaat autophagy dalam jangka waktu sepekan. Yakni, dua hari dalam sepekan. Tetapi mungkin saya bisa menambahkan, bahwa dalam setahun puasa Ramdhan cukup untuk autophagy melakukan perombakan ulang sel-sel rusak & tua. Dan dalam sebulan, puasa ayaumul bid mungkin cukup untuk autophagy melakukan perombakan ulang sel-sel rusak & tua. (dalam sesi tambahan ini, hanya analisa saya. Mungkin ada kesalahan. Saya mohon maaf 🙏🙏🙏)
Penulis
Haidar Muzafan
Diberdayakan oleh
Muhammad Rafif Al Hakim
Komentar
Posting Komentar