Langsung ke konten utama

ISRA’ MI’RAJ: SELAYANG PANDANG DAN NILAI DI DALAMNYA



Assalamualaikum
, Halo sobat AL Kamil, bertemu lagi dengan kami, masih penasaran nggak sama cerita -cerita kami, kali ini kita ini akan berbagi info yang menarik. Check It Down. Perlu kalian ketahui bahwa Al-Qur’an memuat berbagai kisah umat Islam bahkan seluruh umat manusia, kita sebagai manusia dianjurkan untuk meneladani atau mengambil i’tibar dari kisah-kisah manusia terdahulu, dengan mengambil uswah (keteladanan konkret) dari tokoh-tokoh islam seperti halnya para Rasulullah Saw atau lainnya yang terdapat dalam kitab suci yaitu Al-Qur’an, sehingga generasi millenial ini bisa mencintai kitab sucinya tersebut dan menjadi sarana dan sumber inspirasi perubahan, bahkan lebih dari itu sebagai media transformasi pengetahuan, pesan atau nilai pendidikan.

Dari sekian banyak kisah yang termaktub di dalam Al-Qur’an, peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi salah satu kisah yang menarik dan penuh akan makna. Peristiwa Isra’ Mi’raj dapat kita amati dari QS. Al Isra’ ayat 1 dan QS. An Najm ayat 13-18. 

Dimulai dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina yang momen ini diabadikan sebagai peristiwa Isra’, kemudian dilanjutkan lagi dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha, menembus batas-batas langit satu sampai ketujuh dan kita kenal dengan nama Mi’raj.

Sebuah peristiwa yang menghasilkan hadiah berupa shalat lima waktu. Suatu tempat yang tidak pernah dan tidak akan dicapai oleh makhluk manapun kecuali Muhammad Saw, bahkan malaikat Jibril sekalipun. 

Hal ini didasarkan pada surat Al-Isra’ ayat 1 yang artinya: “Maha suci Allah Swt, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (QS. Al-Isra’ [17]: 1) yang kemudian peristiwa ini kita kenal seutuhnya dengan perjalanan Isra’ Mi’raj. 

Sejarah mencatat bahwa sehari setelah peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah Saw menceritakan apa yang dialaminya kepada masyarakat Makkah. Akan tetapi beritanya ditolak mentah-mentah oleh Abu Jahal dan pengikutnya, bahkan mereka menertawakan dan mengolok-olok Rasulullah Saw. Sedangkan Abu Bakar menerima kebenaran peristiwa itu tanpa banyak berpikir dan ragu.

Apa Pendapat Mufassirin tentang Isra’ Mi’raj ?

Berikut beberapa pendapat para mufassiriin :

   1.    Sayyid Quthb menuliskan dalam kitabnya bahwa Surah ini dimulai dengan tasbih kepada Allah Swt. Sebuah nuansa dinamika rohani yang paling pas dengan nuansa Isra’ yang lembut, dan sarana komunikasi yang paling tepat antara seorang hamba dengan Tuhannya di saat ia berada di atas ufuk yang bertaburkan cahaya, nan jauh di sana.

2.       Al Maraghi dalam tafsirnya mengatakan bahwa Isra’ dan mi’raj terjadi setahun sebelum hijrah. Adapun keberangkatannya dalam keadaan terjaga, bukan tidur dengan mengendarai buraq. Hal ini berdasarkan pendapat para ulama sebelumnya bahwa ayat tentang Isra’ menegaskan bahwa Allah Swt mengaruniakan sebuah perjalanan kepada “hambaNya”, sedangkan yang dimaksud dengan “hamba” adalah kesatuan antara ruh dan jasad

3.    Muhammad Ali al-Shabuny dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Rasulullah Sawmelakukan Isra’ Mi’raj pada pertengahan malam dan perjalanan tersebu dilakukan dalam keadaan sadar dengan ruh dan jasad.

 

Nilai-nilai yang Terkandung dalam Peristiwa Isra’ Mi’raj

1.        Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah momen yang baik untuk memperkuat sisi aqidah umat Islam. Dengan peristiwa ini diharapkan dapat melahirkan manusia-manusia beradab seperti Abu Bakar as-Shiddiq. Manusia-manusia yang keimanannya kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw tidak menyisakan keraguan sedikitpun. Manusia yang memahami cara menggunakan akal dengan benar agar tidak berpikir di luar jalur

2.       Tentang pentingnya mendirikan shalat. Sebab shalat bagaikan hadiah dari Allah Swt di malam Isra’ Mi’raj itu. Ibadah shalat adalah Mi’rajnya orang-orang mukmin. Isra’ Mi’raj adalah evaluasi ibadah shalat kita. buah yang diharapkan dari ibadah shalat ini adalah akhlak yang baik.

3.       Isra’ Mi’raj memberikan kita pelajaran penting bahwa menjadi seorang pemimpin harus bertanggung jawab terhadap semua anggotanya. Khususnya masalah kemampuan dan kekuatan anggotanya dalam melaksanakan sebuah perintah


 Perlu kita ingat bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj tidak akan terulang kembali, ia merupakan sejarah yang harus kita tengok ke belakang untuk dijadikan pelajaran bagi masa kini dan masa yang akan datang. Semoga menambah wawasan kita dan menambah iman dan ketakwaan kita kepada ALLAH SWT. Wassalamualaikum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan-keutamaan Puasa 10 Muharam

  Assalamualaikum , Halo sobat Al kamil bertemu lagi nih dengan kami, masih penasaran kan dengan materi-materi yang menarik dari kami. K ali ini kami akan membahas Keutamaan -keutamaan Puasa 10 Muharam. Mungkin bulan-bulan yang sering kita dengar adalah bulan-bulan pada penanggalan kalender masehi. Namun sebagai seorang muslim, kita harus mengetahui bulan-bulan yang ada pada penanggalan kalender hijriyah. Dan di dalam kalender hijriyah, terdapat empat bulan yang disebut bulan-bulan haram. Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram…” (QS. At-Taubah: 36). Adapun bulan-bulan yang telah Allah tetapkan sebagai bulan haram (bulan yang dimuliakan) adalah bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dan perlu Sobat Al Kamil ketahui bahwa, di dalam salah satu di antara bulan-bulan H aram (bulan yang dimuliakan)   t

Menjalin Ukhuwah Di Era Global

  Assalamualaikum halo sobat Al-Kamil bertemu lagi dengan kita, masih penasaran dengan cerita unik kita, kali ini kita akan membahas tentang tema yang sanat menarik yaitu “Menjalin Ukhuwah di era global”. Bulan November ini ada acara yang menjadi semangat baru khususnya bagi masyarakat dan santri Muhammadiyah yaitu diadakannya Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48 yang dilaksanakan pada tanggal 18-20 November 2022 24-26 Rabiu'ul Akhir tahun 1444 M di Kota Solo. Seluruh warga Muhammadiyah sangat menantikan acara ini karena diadakan setiap 5 tahun sekali. Selain itu, hari ini juga merupakan peringatan 144 tahun lahirnya Muhammadiyah dan tentunya kedua peristiwa tersebut membuat seluruh warga dan santri Muhammadiyah semakin giat untuk mempererat ukhuwah antar sesama. Sebelum kita masuk ke topik berjudul “Membangun Ukhuwah di Era Global”. Sobat Al Kamil, tahukah kamu apa itu Muhammadiyah?. Dalam pelajaran KMD dapat kita lihat bahwa Muhammadiyah sebelumnya telah masuk dalam sa

Islamic New Year

  Tahun Baru Umat Islam   Didalam tahun baru hijri y ah , selayaknya kita sebagai muslim yang taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan serta kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan. M eninggalkan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita.   Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru hijri y ah, tepatnya kita akan memasuki bulan M uharram. Yang berarti kita akan meninggalkan tahun lalu dan memasuki tahun baru hijriyah, yakni tahun 1443 hijriyah. T ahun baru hijriyah, yang mana penyambutan tahun baru ini tidak selayaknya seperti orang-orang non muslim merayakan tahun baru m ereka. Didalam tahun baru ini, kita senantiasa berusaha untu k menjadi hamba Allah SWT yang taat akan perintah -N ya, dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi segala larangannya. Dan bukankah Allah SWT telah berfirman bahwa manusia